Talbis Iblis dalam Perkara Niat Puasa
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
Talbis Iblis dalam Perkara Niat Puasa ini adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Talbis Iblis. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary pada Senin, 09 Ramadhan 1443 H / 11 April 2022 M.
Kajian Islam Tentang Talbis Iblis dalam Perkara Niat Puasa
Dalam sebuah hadits Qudsi Allah berkata:
الصوم لي وأنا أجزي به
“Puasa itu untukKu dan Aku yang langsung membalasnya.”
Artinya puasa atau tidaknya seseorang hanya Allah yang tahu sebenarnya. Boleh jadi seorang berbuka diam-diam tetapi seolah-olah berpuasa.
Jadi puasa itu untuk Allah. Kita lakukan lillah baik manusia tahu atau tidak. Karena hanya Allah yang akan memberikan balasan dari ibadah puasa. Itulah keagungan ibadah puasa. Walaupun demikian, iblis dan balatentaranya tidak tinggal diam untuk merusak ibadah puasa seseorang dari sisi niat. Sehingga melencenglah niatnya, keluar dari keikhlasan tanpa dia sadari. Mungkin seseorang tidak menduga bahwa dia jatuh dalam riya’ dari arah yang tidak dia sangka-sangka.
Di antara talbis iblis di dalam bab ini adalah banyak orang-orang yang dikenal dengan sebuah ibadah (termasuk puasa). Dia selalu mengerjakan ibadah itu. Dia juga tahu bahwa orang-orang mengenal dirinya dengan ibadah tersebut. Mungkin mereka akan mengira bahwa Si Fulan tidak pernah meninggalkan ibadah tersebut karena dikenalnya dia dengan ibadah itu.
Satu ketika dia tidak berpuasa, namun dia menyembunyikannya dari orang lain. Dia takut reputasinya jatuh karena ketahuan bahwa dia tidak berpuasa dihari yang biasa dia berpuasa sunnah. Dia menyembunyikan sesuatu dan menampilkan yang lain. Ini termasuk riya’ yang samar. Sebab apabila niatnya ikhlas, dia bisa menutupi kegemarannya berpuasa itu.
Maka ini sebenarnya membongkar niat puasanya. Bahwa selama ini dia mengerjakan puasa untuk reputasi. Ketika dia tidak berpuasa, maka dia tutupi itu seolah dia berpuasa.
Ini berlaku dalam amal-amal yang lain juga, bukan hanya puasa. Orang yang mungkin dikenal dengan shalat dhuha atau shalat syuruq misalnya. Ketika dia dia tidak melakukan itu, dia tunjukkan seolah-olah sudah melakukannya. Hal ini semata-mata agar reputasinya tidak jatuh di mata orang. Karena selama ini dia dikenal sebagai ahli ibadah tertentu.
Memberitahukan kepada orang lain
Di antara ahli ibadah ada yang mengabarkan kepada orang lain tentang puasa yang dilakukannya. Misalnya dia mengatakan: “Sudah 20 tahun ini aku tidak pernah tinggal berpuasa senin kamis.” Iblis berhasil menipunya dengan membisikan satu syubhat bahwa engkau perlu memberitahukan hal itu kepada orang lain agar mereka mengikutimu. Padahal tidak ada hajat juga dia memberitahukan itu kepada orang lain.
Ini menjadi sangat berbahaya di zaman medsos sekarang ini. Hanya karena agar statusnya tidak basi, maka dia selalu update status, walaupun harus pamer amal.
Ini adalah masalah manusia hari ini. Yaitu takut ketinggalan zaman, takut dibilang kuno, takut dibilang gaptek, takut dibilang tidak mengikuti tren, sehingga dia ikut-ikutan dalam bermain medsos. Dimana itu menjadi sarana untuk pamer. Awalnya mungkin kegiatan dunia, lama-lama perangkap setan masuk kepada dirinya. Tidak ada lagi aktivitas dunia yang perlu dia kabarkan kepada manusia. Maka amal-amal akhiratnya lah yang dia tunjukkan di laman medsosnya.
Maka diapun update status tentang ibadah-ibadahnya. “Saya begini, saya begitu, Alhamdulillah baru selesai taklim, alhamdulillah baru pulang umrah, alhamdulillah baru khatam Al-Qur’an, alhamdulillah baru pulang dari masjid.” Alhamdulillah-nya bagus, namun infonya itu yang tidak perlu.
Ini bisa menggeser niat dan menggoyahkan hati kita. Sehingga keikhlasan itu berubah menjadi riya’ dan sum’ah. Apalagi dibisiki bahwa tujuan kamu agar orang lain mengikutimu. Kadang-kadang itu sekedar bisikan setan supaya dia mau pamer ibadahnya.
Kalaulah kita memberitahukan sesuatu kepada orang lain agar orang-orang mengikuti kita dalam kebaikan, tentunya tidak dalam setiap waktu dan ibadah. Tapi begitulah tipu daya iblis yang berusaha masuk dari sisi manapun yang terlihat lemah pada seorang hamba.
Sufyan Ats-Tsauri Rahimahullah mengatakan bahwa sungguh ada seorang hamba yang biasa mengerjakan amalan secara rahasia. Lalu setan terus menggodanya hingga dia tidak tahan, dia menceritakan amal tersebut. Sehingga amal-amal itu pun berpindah dari catatan amal rahasia kepada catatan amal terang-terangan. Padahal amal yang dilakukan secara rahasia itu tentu kadar keikhlasannya lebih tinggi, tentunya lebih besar daripada amal yang dilakukan terang-terangan.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.
Download MP3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/51632-talbis-iblis-dalam-perkara-niat-puasa/